English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Marilah Kita Saling "Memberi Dan Berbuat Baik", Niscaya Hidup Kita Akan Menjadi Lebih Indah.

Ilustrasi Gambar: konsultasisyariah.com
Pak Dosen dan Mahasiswanya..

Seorang dosen tengah berjalan santai bersama seorang  mahasiswa di taman kampus, keduanya melihat sepasang sepatu yg sudah usang dan lusuh.

Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yg sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.

Sang mahasiswa melihat kpd dosennya  berkata :
Bgmn kalau kita candai tukang kebun ini dgn menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi dibelakang pepohonan, nanti ketika dia datang, kita lihat bagamana dia kaget dan cemas krn kehilangan sepatunya...




Dosen itu menjawab:
Mahasiswaku, tidak pantas kita menghibur diri dgn mengorbankan orang miskin.
Kamu kan seorg yg kaya dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan utk dirinya...

Sekarang  coba kamu masukkan bbrp  lembar uang kertas ke dlm sepatunya, kemudian saksikan bgmn respon dari tukang kebun miskin itu?

Sang mhsiswa sangat takjub dgn usulan dosennya.
Dia langsung  memasukkan beberapa lembar uang ke dalam  sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak - semak bersama dosennya sambil mengintip apa yg akan terjadi dgn tukang kebun.

Tak beberapa lama datanglah tukang kebun itu, sambil mengibas-ngibaskan kotoran debu dari pakaiannya, dia menuju, tempat dia meninggalkan sepatu sebelum bekerja.

Ketika dia memasukkan kakinya ke dlm sepatu, dia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu yg mengganjal di dalamnya.

Saat ia keluarkan ternyata, uang...
Dia memeriksa sepatu yg satunya lagi, ternyata juga berisi uang...
Dia memandangi uang itu ber ulang - ulang seolah ia tidak percaya dengan penglihatannya.

Ia pun memutar pandangannya ke segala penjuru namun ia tidak melihat seorag pun.




Sambil menggenggam uang itu lalu dia berlutut sambil menengadah ke langit dia berucap :
“Aku bersyukur kepada-Mu, ya Allah, Tuhanku yg maha Pengasih & Penyayang...
Wahai Yang Maha Tahu, istriku sedang sakit & anak - anak ku  kelaparan, mereka belum mendapatkan makanan hari ini.

Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku dan istriku dari penderitaan...”

Dengan kepolosannya dia terus menangis terharu sambil memandangi langit sbg ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah*.

Sang mahasiswa sangat terharu dengan pemandangan yang di lihatnya dari balik persembunyian itu Air matanya menetes tanpa dapat dia bendung.

Sang dosen yang bijak tersebutpun berkata pada mahasiswanya :
“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”

Sang mahasiswa menjawab :
"Aku telah mendapatkan pelajaran yang tidak akan aku lupakan seumur hidupku."
Sekarang aku paham makna kalimat :
“Ketika kamu memberi, kamu akan memperoleh kebahagiaan yang lebih banyak daripada ketika kamu diberi”.

Sang dosen melanjutkan nasehatnya, dan ketahuilah bahwa bentuk pemberian itu ber macam - macam:
1. Memaafkan kesalahan orang di saat kamu mampu melakukan balas dendam,...adalah suatu pemberian.

2. Mendoakan teman dan saudaramu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu adalah juga pemberian.

3. Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk, juga suatu pemberian.

4. Menahan diri dari membicarakan aib sesama kita dibelakangnya adalah pemberian juga.

Ini semua adalah "pemberian"

Marilah kita saling "memberi dan berbuat baik", niscaya hidup kita akan menjadi lebih indah.

Tips agar selalu bersyukur, pandanglah orang lain yang lebih rendah atau berada dibawahmu dalam urusan harta dan dunia. Jangan memandang yang lebih diatasmu. Hal tersebut akan membuatmu untuk tidak meremehkan nikmat Allah yang telh diberikan kepadamu.




Selamat beraktifitas
Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan bersyukur.
Mampu menahan marah meski berkuasa unt melakukannya.

Robbana Taqobbal Minna
Ya Allah terimalah amalan kami.

 Aamiin Aamiin Aamiin  Ya Rabbal Aalamiin..

Copas dari wallnya Prof Ahmadi Miru

No comments:

Powered by Blogger.