Aku tidak tahu apa yang sedang dibawanya dan aku tidak tahu apa muatannya. Pastinya saat aku akan memasuki jembatan tersebut, aku sempat berhenti, dan beberapa kendaraan di belakang aku juga ikut antrian.
Hebatnya, saat aku menunggu becak yang di dayung bapak tersebut. Tidak ada satupun kendaraan yang mengklakson aku saat itu. Salut dan jempol aku berikan buat anda yang berada dibelakang mobil aku tadi malam itu. Meski aku tidak tahu siapa nama anda, Dan pastinya, selalu gunakan klakson mobil anda untuk hal yang penting - penting saja.
Aku tidak tahu, berapa umur bapak tersebut. Karena posisi aku dalam mobil aku tidak dapat mengatakan berapa umur pastinya. Namun aku dapat perkirakan, umur bapak tersebit sekitar 50 tahunan.
Bapak tersebut memang hebat, terus mencari nafkah buat keluar tercintanya dengan bercucuran keringat. Tanpa berapapun berat beban yang harus dibawa dengan becak yang berukuran kecil, namun menyelesaikan pekerjaan mereka dengan semangat besar.
Aku sempat mengambil fhoto bapak itu dari dalam mobil, meski tidak terlalu jelas, anda dapat membayangkan berapa tenaga yang harus dihabiskan oleh bapak tersebut mendaki sedikit tanjakan hingga sampai melewati jembatan.
Akhirnya aku berlalu meninggalkan bapak tersebut dalam keadaan kendaraan yang masih lumayan rame. Maklum waktu masih menunjukkan jam 8 malam.
Ketika foto tersebut aku ambil dari sebuah ponsel pada (01/2020) yang berlokasi di kota Padang, provinsi sumbar. Disaat orang libur dari pekerjaannya, justru bapak tersebut asih mencari nafkah.
Sukses selalu buat bapak yang aku temui tadi malam. Semoga rizki yang didapatkan melimpah dengan hallal, walau bercucuran keringat tanpa batas.
Demikian potret kehidupan seorang tukang becak disebuah jembatan perlintasan jalan veteran, kota padang, Sumbar. Salam BlogNotes.
No comments: