Aku menyempatkan ke spbu mengisi bahan bakar minyak karena bahan bakar mobil aku sudah menyentuh level low.
Aku tidak dapat menceritakan di spbu mana aku mengisi bahan bakar untuk mobil aku malam ini, karena aku menganggap ini adalah privasi bagi anak kecil yang masih di bawah umur.
Kenapa aku mempublish tulisan ini? Tentunya karena pertama aku memasuki are SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), aku melihat dua orang anak kecil yang lagi meminta - minta dengan memegang ember kecil disebelah tangan kanannya.
Pemandangan unik aku lihat pertama kali, ketika dua orang anak kecil ini mendatangi sepanjang antrian kendaraan bermotor roda dua. Hampir semua pengendara yang lagi mengantri di colek dan di tunggu, hingga pengendara mau memberi uang kepadanya.
Ada beberapa pengendara yang kesal aku lihat, anak - anak ini juga ngotot juga lho. Mungkin saja pengendara sedang tidak memiliki uang kecil atau bahkan pengendara tidak memiliki uang, karena bisa jadi uang mereka hanya tinggal untuk mengisi bahan bakar saja.
Sekarang giliran aku yang mereka datangi, " salah seorang anak kecil, menggedor kaca mobilku" ada apa kataku?. Karena kaca mobil aku sebelah kiri tidak bisa turun, karena lagi rusak. Aku menyuruh anak kecil tersebut berputar arah kesebelah pintu kananku, kebetulan kaca mobil aku sebelah kanan, power windownya masih normal .
Aku bertanya kepada anak kecil ini, "umur kamu berapa?, tinggal dimana?, jam segini kok masih mencari uang? ", aku kaget ketika mendengar jawaban mereka, "umur ku 6 tahun, om".
Ketika aku selesai mengisi bahan bakar, aku bertanya kepada operator SPBU, "Yang menyuruh anak - anak ini meminta seperti ini siapa ya? ". Operator menjawab, orang tuanya bang.
Aku tidak habis pikir, kok tega ya?, orang tuanya menyuruh anaknya meminta - minta di jalanan. Umur segitu seharusnya menikmati masa kejayaannya sebagai anak - anak untuk bermain dan menghabiskan masa anak - anaknya. Justru orang tuannya menyuruh meminta - minta di jalanan.
Selama aku antrian 15 menit saja disana, aku bisa perkirakan pendapatam dari meminta - minta saja mungkin menembus angka 40 ribuan. "Bayangkan jika di lakoni mereka sejak pagi?. Bahkan bisa menembus 300 ribu - 400 ribu per hari". Pikir aku malam itu.
Otak aku berfikir, pantasan saja anak kecil menjadi menjadi object bagi orang tua nya untuk meminta. Karena tidak akan ada pengendara yang tega, tidak akan memberi melihat anak kecil meminta - minta di jalanan. Jangankan uang ribuan, uang puluhan ribu pun akan di berikan.
Terus uang yang telah terkumpul oleh mereka, apakah seluruh uang tersebut, digunakan untuk keperluan makan, sekolah atau di salah gunakan oleh orang tua?. Nah ini yang aku tidak tahu. Semoga saja digunakan untuk keperluan primer.
Sekilas aku melihat dari prilaku anak - anak ini, seperti ada tekanan dari orang tuanya. Apakah karena ada ancaman, atau karena desakan, aku tidak dapat menyimpulkan. Semoga saja rasa ikhlas dari anak - anak tersebut saja ya, kasihan mereka. Masih kecil - kecil, malah di paksa meminta - minta di SPBU.
Kejadian ini berlangsung sekitar jam 22.35 wib atau jam setengah sebelas malam lho, jam istirahat bagi seorang anak kecil, justru masih mencari nafkah.
Satu kekurangan dari anak - anak ini, etikanya sangat buruk sekali. Cara meminta mereka sangat memaksa. Jika ada pengendara yang tidak mau memberi, rasa kesal dan dongkol langsung terpancar dari wajah mereka.
Tidak terbayang oleh aku, bagaimana masa depan anak - anak ini nanti. Jika orang tua mereka masih menyuruh mereka meminta - minta hingga dewasa nanti. Pendidikan lebih penting, makan lebih penting, namun anak - anak janganlah di jadikan object untuk mencari nafkah seperti ini. Semoga saja tidak ada lagi anak - anak dibawah umur menjadi korban orang tua meminta - minta di jalanan.
No comments: