English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Teknik Mengajarkan Anak Cepat Pandai Berbicara


Terlambat Bicara Bagaimana Mengatasinya?
Saat ini banyak sekali anak yang mengalami lambat bicara atau speech delay.

Dan ayah bunda terlambat menanganinya karena tidak tahu apa tanda-tandanya dan bagaimana menanganinya. Sebenarnya, terlambat bicara atau speech delay bisa ditangani dengan segera kalau ayah bunda tahu, bagaimana tanda-tandanya dari usia yang masih dini.

Pada pembahasan kali ini saya akan mencoba mengupasnya.
Ayah bunda bisa mulai mendeteksi speech delay pada anak ketika ayah bunda memahami tumbuh kembang anak atau developmental milestones bahasa anak dari usia 0-12 bulan atau ditahun-tahun pertama perkembangan bahasa anak.


Cara termudah mendeteksi anak mengalami speech delay adalah dengan membandingkan perkembangan bahasa anak-anak yang normal.
Kita coba lihat perkembangan bahasa normal anak usia 0-1 tahun.
Pada fase perkembangan bahasa anak 1-12 bulan ini adalah masa yang penting dicermati oleh ayah bunda sekalian.

Menangis
Fase dimana anak mengekspresikan keinginannya dengan tangisan.
Apa yang dia inginkan akan diungkapkan dengan tangisan.

Mendekut atau cooing
Yaitu bayi pada usia 2-3 bulan mulai mengeluarkan suara seperti, aah,uuh dan merespon berbagai suara yang ada disekitarnya. Mengeluarkan bunyi-bunyi sebagai tanda awal bayi bicara.

Mencari sumber suara dan memberi respon ke sumber suara.
Berceloteh atau babbling.

Bayi usia 6 bulanan mulai mengeluarkan suara berupa ocehan atau kosa kata tunggal misalnya, papapa, mamamama, dadadada, tatatata, dll.
Mengucapkan kata pertama.
Diusia 1 tahun biasanya anak mulai mengucapkan kata pertamanya.

Apakah, mama, umi, ayah.
Jika ayah bunda menjumpai pada masa awal perkembangan anak tidak mengalami masa cooing atau babbling, maka ayah bunda harus mulai curiga jangan-jangan anak mengalami speech delay.
Apalagi diusia 1 tahun belum mengeluarkan satu katapun.

Harus waspada.
Kemudian diusia 1-2 tahun ayah bunda juga harus memahami bagaimana perkembangan bahasa anak.
Usia 1-2 tahun anak kosa katanya semakin banyak. Biasanya usia ini anak normal mempunya 400-600 kosa kata baru.

Mulai bisa bicara kata-kata sederhana yang sering didengar. Misal, makan, minum, mandi, dll.
Bisa menyusun kalimat sederhana yang terdiri dari 2 kata. Misalnya, Aku haus. Itu Kursi. Ini Baju.
Diusia 2-3 tahun anak semakin banyak kosa kataya. Lebih dari 600 kosa kata.

Sudah mampu memahami arti dari kalimat sederhana. Aku tidur. Dia memahami artinya.
Bisa membuat kalimat terdiri dari 4-5 kata. Misal, Aku makan roti enak sekali.
Nah disaat usia 2-3 tahun anak belum bisa mencapai target perkembangan bahasa diatas maka ayah bunda harus waspada.

Kemungkinan ananda mengalami speech delay atau terlambat bicara dan harus segera ditangani.
Kalau ayah bunda datang ke dokter tumbuh kembang atau terapis mungkin akan diminta untuk melakukan serangkaian test.
Seperti EEG, CT Scan, MRI atau BERA. Untuk mengetahui secara tepat speech delay yang dialami oleh anak.

Tapi, sebagai orang tua kita bisa melakukan penanganan sendiri dengan cepat untuk mengatasi speech delay anak kita.
Bagaimana mengatasi anak yang lambat bicara atau speech delay?

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan :
🌸Melatih kemampuan mendengar
🌸Melatih kemampuan bicara kata.
🌸Melatih memahami makna kata.
🌸Melatih kemampuan menyusun kalimat.
🌸Melatih memahami makna kalimat.
🌸Melatih kemampuan mendengar.
Melatih kemampuan mendengar bisa diawali dengan memperkenalkan berbagai suara dan bunyi pada anak.

Memperkenalkan berbagai nama benda kepada anak juga merupakan hal penting. Karena pengenalan pertama kali ini akan menjadi perbendaharaan kata yang tersimpan dalam otak anak.

Berbagai suara misalnya suara ayah, bunda, burung, angin dll. Berbagai bunyi misalnya bunyi kaleng dipukul, gemericik air, dll.
Melatih kemampuan bicara kata.
Setelah anak mengenal berbagai kata, suara dan bunyi. Sudah banyak vocabulary atau kosa kata yang tersimpan dalam otak anak.

Maka saatnya anak dilatih bicara kata. Menyebutkan berbagai kata.
Misal
Minum, makan, baju, tidur, ayah, ibu, dll.

Melatih memahami makna kata.
Setelah anak bisa bicara kata, tahap selanjutnya adalah memahami makna kata.

Anak paham setiap kata yang diucapkan.
Misalnya, minum. Artinya memasukan air ke mulut. Dan menelanya.
Makan. Artinya memasukan makan ke mulut, mengunyah dan menelan.Dll.

Melatih kemampuan menyusun kalimat.
Setelah anak bisa memahami makna kata. Saatnya kita latih anak berbicara kalimat sederhana.

Berbicara kalimat yang terdiri dari 2 kata sederhana. Misalnya, Ini Kursi. Itu Meja. Aku haus.Dll.
Melatih memahami makna kalimat.
Setelah anak mampu berbicara kalimat sederhana maka saatnya melatih anak memahami makna kalimat.

Misal
Ini Kursi. Artinya bukan Meja. Ini Selimut. Artinya ini bukan Bantal.
Saat anak sudah menguasai ketrampilan bahasa dasar tersebut maka orang tua bisa melanjutkan kepada ketrampilan lain yaitu ketrampilan berbicara dengan kalimat komplek.
Nah, pada kondisi ini maka speech delay sudah bisa diatasi.

Hanya saja, anak-anak yang mengalami speech delay biasanya kesulitan berkonsentrasi mengikuti pembelajaran seperti anak pada umumnya.
Sehingga perlu tehnik khusus dalam mengajarkan ketrampilan bahasa dasar tersebut.
Yaitu dengan tehnik Terapi Wicara.

Sumber : Group Wa Klinik Cerdas Anak Hebat

No comments:

Powered by Blogger.