English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

CARA CERDAS MENGELOLA KEUANGAN

_

LIMA PERATURAN DASAR KEUANGAN

Ada 5 dasar peraturan keuangan. Sayangnya kita nyaris salah di ke lima hal itu. Mungkin Anda tidak demikian, tetapi saya demikian sampai usia 45 an. Ke lima hal itu akan saya uraikan satu per satu besok. Tetapi untuk memenuhi keingin tahuan Anda, akan sy singgung sedikit sekarang.

Ke lima hal itu adalah :

1. Bisa membedakan aset dan beban : Di sini saja sudah terbolak balik. Yang beban dikatakan aset. Seharusnya menumpuk aset supaya tambah kaya, yang dilakukan malah menumpuk beban sehingga tambah miskin.

2. Mengerti arus uang atau cashflow : Selama bertahun tahun, cashflow saya ternyata lebih banyak cashflownya orang miskin, dan TIDAK PERNAH mengalami cashflow orang kaya. Padahal SEMUA ORANG YANG KENAL SAYA, menganggap saya kaya. Termasuk saya sendiri.
3. Mengetahui cara menggunakan uang : Dari 3 cara menggunakan uang, saya justru melakukan yang terjelek. Jangan tertawa dulu, karena saya yakin Anda juga melakukan hal yang sama.

4. Mengetahui penghasilan aktif dan pasif : Seumur hidup saya dan Anda dilatih untuk mencari UANG YANG SALAH. Kemudian bingung sendiri mengapa semakin tua kerjanya harus semakin keras ya ?. Lha iyalah, karena jenis uang yang salah yg kita cari.


5. Mengetahui definisi kaya dan miskin : Di hal yg paling penting inipun kita tidak tahu. Kira semua ingin kaya, tetapi kita semua salah membuat definisinya.  Akibatnya jelas, dari waktu ke waktu bukannya bertambah kaya tetapi justru bertambah miskin. Kalau dia dokter atau pengacara, semakin senior kerjanya semakin keras. Itu sebenarnya menunjukkan semakin miskin. Mereka bekerja semakin keras bukan karena ingin, tetapi karena harus.




HARTA ANDA ASET ATAU BEBAN ?

Banyak yang tidak bisa membedakan aset dan beban. Mereka mengira rumah yang dia tinggali itu aset. Mobil yg dinaiki itu aset. Akibatnya mereka berusaha terus membuat rumahnya lebih bagus dan meningkatkan nilainya. Padahal nilai sebuah rumah bukan fisiknya tetapi pada 3 hal yaitu :
1.Lokasi, 
2.Lokasi, dan 3.Lokasi. 

Mereka juga terus menambah mobil karena mengira mobil itu aset. Teman teman dokter saya sering dengan bangga mengatakan bahwa mobilnya 5, seperti saya dulu. 

Dari gambar diatas nampak bahwa rumah yang kita tinggali itu beban, begitu juga mobil yang kita pakai juga beban. 

Contoh harta berupa aset adalah pabrik, kendaraan niaga, rumah yang dikontrakkan, ternak dan sebagainya.


DEFINISI ASET DAN BEBAN

Aset adalah segala sesuatu milik kita yang bisa memasukkan uang secara rutin ke kantong kita. Seperti saham, deposito, surat berharga lain, real estate, kos kosan, bisnis yang diurus orang lain, lahan produktif, ternak dll.

Beban adalah segala sesuatu yang menyebabkan kita harus mengeluarkan uang. Contoh beban misalnya rumah yang kita tinggali, mobil yang kita pakai.

Seharusnya aset kita diperbanyak dan beban diperkecil (kotak hitam). Tapi yang terjadi sebaliknya yaitu beban yang diperbesar dan aset bahkan tidak terpikirkan (kotak abu abu).

Rumah yang kita tinggali adalah beban yang paling besar menyerap potensi kekayaan kita. Semua uang penghasilan kita masuk kesana. Jika seseorang punya uang, tiba tiba saja merasa perlu mengganti lantai rumah, merehab dapur, menambah kamar. Yg terpikir adalah KAPAN LAGI ADA KESEMPATAN ?. Ternyata jurus KAPAN LAGI itu berlaku baik pada yg usia 17 tahun sampai yg usia 71 tahun. Kapan lagi ?

Kalau ada anak muda konsultasi, biasanya saya tanya :"Sudah punya rumah atau belum ?". Jika jawabnya belum, saya puji dan saya sarankan jangan beli rumah dulu. Kontrak saja dulu sampai Anda punya penghasilan pasif yang cukup untuk membeli rumah. 
Jika menjawab sudah punya rumah, saya sarankan utk mengontrakkan rumahnya, kemudian uangnya digunakan mengontrak rumah yg nilainya sama. Jika kita tinggal di rumah kontrakan, tidak akan ada keinginan untuk menambah kamar atau mengganti lantai. Uangnya bisa kita investasikan di tempat yang benar.

Tetapi jika Anda bertanya ke orang bank, maka dia akan menjawab dengan tegas bahwa rumah Anda adalah aset, mobil Anda adalah aset. Mereka benar dan tidak sedang membohongi Anda. 

Yang tidak dikatakan adalah bahwa itu asetnya bank, krn menghasilkan uang untuk bank. Untuk Anda itu ya beban.


Banyak sekali orang yang tidak mengerti tentang arus kas. 
Dikiranya kalau penghasilan kita besar, berarti kita kaya. 

Padahal tidak demikian.


TIGA MACAM ARUS KAS

Untuk bisa melihat apakah Anda orang miskin, orang kelas menengah atau orang kaya, tidak bisa hanya dengan melihat jumlah penghasilan. Yang lebih penting adalah dari mana uang itu berasal dan kemana mereka pergi. Arus uang itulah yang menentukan apakah Anda ini orang kaya atau orang miskin.

Berapapun jumlah penghasilan Anda, jika arus kas Anda merupakan arus kas orang miskin, maka Anda orang miskin. Memiliki tingkat stress seperti orang miskin yg selalu kekurangan uang. Jika arus kas Anda merupakan arus kas kelas menengah, maka Anda adalah kelas menengah. Begitu juga arus kas orang kaya hanya dimiliki orang kaya yg umumnya bebas stress.


Kalau Anda ingin menjadi orang kaya, maka jadikanlah arus kas Anda menjadi arus kasnya orang kaya. Cuma itu caranya, bukan dengan bersusah payah menciptakan strategi untuk mencari penghasilan besar. Penghasilan besar tidak bisa membuat Anda kaya.


ARUS UANG ORANG MISKIN

Arus uang orang miskin memiliki 2 ciri :

1. Penghasilannya berasal dari pekerjaan (penghasilan aktif).

2. Setiap bulan habis untuk kebutuhan.

Tidak peduli berapapun penghasilan Anda, mungkin 1 juta, mungkin 10 juta atau 100 juta sebulan. Kalau memenuhi 2 kriteria tadi, berasal dari pekerjaan Anda dan setiap bulan habis, Anda orang miskin. 

Mungkin Anda tinggal di rumah di gang sempit, atau di sebuah rumah besar di kompleks perumahan mewah. Kalau penghasilan anda berasal dari pekerjaan dan setiap bulan habis,  Anda adalah orang miskin.


Robert T Kiyosaki memiliki teman dengan penghasilan 500 ribu dollar setahun. Atau sekitar 500 juta rupiah sebulan. Tetapi setiap tahun dia menghabiskan 525 ribu dollar. Dia termasuk orang miskin. Memiliki tingkat stress orang miskin yang selalu merasa kurang uang atau pas pas an.


ARUS UANG KELAS MENENGAH

Arus uang kelas menengah seperti dokter, pengacara, pegawai negeri, pedagang dsb memiliki 3 ciri :

1. Penghasilannya diperoleh dari pekerjaan (penghasilan aktif).

2. Penghasilannya lebih besar dibandingkan biaya hidup bulanan.

3. Kelebihan penghasilan biasanya dibelikan beban, bukan aset.


Pemilik arus kas kelas menengah ini seringkali jatuh lagi ke arus kas orang miskin akibat beban terus bertambah. Kelebihan penghasilannya seringkali dibelikan beban sehingga semakin lama beban hidupnya semakin tinggi. Jika penghasilannya tidak naik, maka arus kas nya akan menjadi arus kas orang miskin kembali.


ARUS UANG ORANG KAYA

Arus uang orang kaya hanya punya 1 ciri, yaitu penghasilannya dari hasil aset, bukan dari pekerjaan. 

Asetnya bisa berupa saham, obligasi, real estate, bisnis yang dikerjakan orang lain, ternak, dsb. 

Anda mungkin masih aktif bekerja. Tetapi bukan karena keharusan mempertahankan penghasilan, melainkan karena memang suka bekerja. Penghasilan utamanya adalah dari aset.


Jadi bagaimanapun mewahnya kehidupan Anda, selama uang yang Anda gunakan untuk penghidupan itu berasal dari pekerjaan. Anda tidak bisa digolongkan orang kaya. Anda baru bisa disebut orang kaya jika penghasilan Anda berasal dari aset yang sebelumnya sudah Anda bangun.


PENCARI IMPIAN yang jadi MIMPI BURUK KEUANGAN

Konon hiduplah seorang pemuda yg baru lulus kuliah dan sdh dapat pekerjaan. Pada saat kita masih muda, biasanya cashflow kita adalah cashflow orang miskin. Kita indekos, kemana mana naik motor, uang selalu habis untuk rokok. Kalau  punya uang mejeng dengan jie-sam-su. Kalau sedang bokek pakai rokok bola dunia. 

Kemudian dapatlah pujaan hati. Seorang guru perempuan yang sudah mendapat tunjangan mengajar. Gaji besar, digabung menjadi tambah besar. Hidup seperti surga, gaji dua orang lebih dari cukup untuk hidup berdua di kos kos an. Mulailah rasan rasan utk membeli rumah sendiri. Apalagi mertua sanggup membayar uang muka. 

Mulailah mereka hidup dengan beban cicilan. Tidak masalah, gaji berdua masih cukup. Kemudian si wanita hamil, dunia terasa lebih cerah lagi. Setelah lahir si bayi, pengeluaran untuk susu meningkat. Si pemuda mulai ambil lembur untuk mengatasi hal itu. Kemudian lahir bayi ke dua. Diputuskan utk ambil S2 supaya bisa jadi kepala sekolah. Setelah jadi kepala sekolah, tunjangan meningkat, malu kalau tidak pakai mobil. Mulai mencicil mobil. Beban tambah berat, si pemuda melamar pekerjaan baru, dapat dengan gaji naik 2x lipat. Wooow . .. dengan gaji sebesar itu, rumah jadi terasa sempit. Mereka memutuskan untuk pindah ke kompleks perumahan yang lebih besar. Akad kredit diperbarui, dan tiba tiba terasa uang tidak cukup lagi untuk cicilan. Mereka mendirikan bisnis sampingan di rumah, dikelola adik. 

Pemasukan bertambah dari bisnis itu. Rasanya butuh mobil ke dua, supaya masing masing bisa naik mobil sendiri sendiri. Rumah juga diperluas. Akhirnya pemasukan pas lagi dengan pengeluaran, terkadang kurang malahan sehingga harus buka kredit baru. Stress meningkat, sendok jatuh sudah bisa menjadi bahan pertengkaran. Accu mobil rusak sudah bisa jadi bahan saling menyalahkan krn pas belum ada uang untuk membelinya. Semakin hari hidup semakin seperti neraka. 

Ada uang milik komite yang dipegang kepala sekolah . . . emmm mungkin ini bisa jadi solusi sementara . . .? 

Kebutuhan terus menerus bertambah. Cashflownya kadang ke kelas menengah, tapi lebih sering ke cashflow orang miskin. Uang seperti lewat begitu saja. Persis seperti mengisi ember bocor.

Mereka seperti LARI DIATAS TREADMILL, yang disebut hedonic treadmill atau treadmill kemewahan. Perasaan yang selalu ingin lebih dari sebelumnya. Saat pertama beli suzuki Carry,  sudah bagus. Begitu ada Avanza, terasa ada yang kurang bagus dari si Carry. Gantilah Avanza. Seminggu atau sebulan terasa beda. Kemudian sama lagi dengan sebelumnya. Ketika dikenalkan kelas yg lebih tinggi yaitu Innova, mulai berpikir : "Pasti keren ya kalau pakai Innova. Sudah pantas kok kami pakai inova". Dan belilah mereka inova. Nambah nambah nambah beban terus. MEREKA LUPA MEMBANGUN ASET UNTUK MASA DEPAN.
Mereka mengira diri mereka adalah robot dengan bateray yang tidak ada matinya, bisa bekerja selamanya.


Apakah Anda mengenal satu orang saja yang seperti ini ?


MENGAPA ORANG KAYA TAMBAH KAYA ?

Semua orang kaya, tadinya miskin. Kecuali mereka yang menang undian di kandungan. Dilahirkan di lingkungan keluarga kaya.

Awalnya mereka juga bekerja mencari uang. Ada yang berkeliling jualan kue, ada yang bekerja nguli ke orang lain, ada yang menjadi pegawai atau profesional. Yang membuat mereka akhirnya jadi kaya adalah arus uangnya berbeda dg contoh sebelumnya.

Mereka mendapat uang dari pekerjaan atau bisnisnya. Hanya sebagian dari uang itu yg dimakan dan dipakai hidup. Sisanya di investasikan atau diputar di bisnis. Di kalangan orang Tionghwa kuno, ada panduan yaitu : "Jika kamu dapat 100, hanya 10 yg boleh kamu makan sekarang, yang 90 kamu gunakan untuk masa depan". 

Ya Anda tidak salah baca. HANYA 10% YANG BOLEH DIMAKAN. Bagaimana dengan Anda ? 😊😊

Itu panduan ekstrim, Robert T Kiyosaki menyarankan 30% yg disisihkan (lihat video 61 menit menjadi kaya dari youtube).

Sebagian hasil yang jadi aset tadi juga menghasilkan uang. Ditambah hasil pekerjaan, dibelikan aset yang lebih besar lagi. Hasilnya dibelikan aset lagi . . . Hasil aset tadi dibelikan aset lagi. . . . Hasilnya dibelikan aset lagi yang lebih besar. . .  Aset lagi . . . Aset lagi..

Mereka melakukan apa yang disebut MENUNDA KENYAMANAN.  Ada uang utk bisa nyaman tetapi tidak dimanfaatkan untuk itu.

Suatu saat hasil dari aset sudah lebih besar dari hasil pekerjaan, maka mereka sudah bisa berhenti bekerja. Boleh juga bekerja terus tetapi sifatnya sudah bukan mencari uang tetapi membangun aset.

Mereka sudah menjadi orang kaya. Dan dengan pola pikir dan sikap yang benar di bidang keuangan, mereka akan terus bertambah kaya. 


Mereka mulai menikmati hidup dengan membeli barang barang bagus dari hasil asetnya itu.  Barang bagus terbeli, uang tidak berkurang karena nyumber terus.


KEAJAIBAN EFEK PENGGANDAAN

Orang biasa sering meremehkan efek penggandaan ini. Padahal inilah yang digunakan orang kaya untuk tetap mempertahankan kekayaan mereka. Kebanyakan orang miskin tambah miskin karena tidak menggunakan kekuatan ini. 
Nampaknya sedikit, tetapi bersamaan dengan waktu, maka hasilnya  bisa luar biasa besar. Karena yang digunakan bukan penambahan tetapi perkalian sehingga jadi berlipat lipat. 

Ketika Albert Einstein migrasi ke Amerika, melihat efek penggandaan ini pada kondisi keuangannya, menyebutkan sebagai KEAJAIBAN DUNIA YANG KE DELAPAN.

Katanya ini ada ceritanya :

Dahulu kala, seorang kaisar cina mendapat persembahan seperangkat catur bagus dari seorang pengrajin. Kaisarpun memanggil si pengrajin dan menanyakan minta hadiah apa ?

Dengan rendah hati si pengrajin minta hadiah sebutir beras diletakkan di kotak catur pertama, kemudian 2 butir di kotak ke 2, kemudian 4 butir di kotak ketiga dst dikalikan dua sampai 64 kotak itu dipenuhi.

Baginda menyanggupi, kemudian memerintahkan koki istana mengambil beras. Koki mengambil sekantung kecil beras. Si pengrajin tersenyum dan berkata ke koki : "Sepertinya jumlah beras yang tuan bawa itu kurang". Tetapi koki pura pura tidak dengar, dia mulai meletakkan beras di papan catur. Mulailah semua menghitung 1 - 2 - 4 - 8 - 16 - 32 - 64 - 128. Ada setumpuk kecil beras disana. Kemudian dilanjutkan baris ke 2. 256 - 512 - 1 kantong kecil - 2 k - 4k -  8k - 16k - 32 k. Melihat berkantung kantung beras itu baginda menghentikan pertunjukan dan memanggil ahli ahli matematika. Disuruhnya mereka menghitung jumlah beras yang dibutuhkan utk mengisi 64 kotak itu jika dari satu kotak ke kotak lain dikalikan 2.


Hasilnya adalah, jika SATU butir beras dilipatkan 2x sampai 64 kali, maka hasilnya 18 juta trilyun butir beras. Itu jumlah panen 10 tahun seluruh cina. Akhirnya baginda minta perjanjian dibatalkan dan si pengrajin diberi 100 ha tanah subur. Diapun hidup bahagia bersama keluarganya.


PEMANFAATAN EFEK PENGGANDAAN  (1).

Secara umum keajaiban efek penggandaan ini digunakan dalam sistem perbankan maupun investasi lain seperti ternak, saham dan sebagainya. Sebagian orang mengatakan sistem bunga berbunga itu haram, tetapi Albert Einstein mengatakan itu keajaiban dunia ke 8. Inilah yang menjadi dasar melipatkan uang para orang kaya.

Yg paling banyak memanfaatkan keajaiban ini adalah bisnis Networking, yaitu bisnis yang menggunakan konsep prosumen. Sistem distribusi produk dari produsen langsung ke konsumen. 

Misal yg dijelaskan di buku The Parable Of Pipe Line karangan Burked Hedges : Anda bergabung dan kemudian mengajak 1 orang setiap bulan. Orang yg anda ajak juga diajari utk mengajak 1 orang setiap bulan. Maka akan terjadi persamaan deret ukur 1 —> 2 —> 4 —> 8 —> 16 —> 32 —> 64 —> 128 —> 256 —> 512 —> 1024 —> 2048.

Dalam 12 bulan, Anda menggabungkan 11 teman Anda, dan grup Anda berkembang menjadi lebih dari 2000 orang. Jika masing masing orang membeli alat kebutuhan sehari hari seperti sabun, sampo, kosmetik, sebanyak 500 ribu setiap bulan. Omset bulanan Anda 2000 x 500.000 = 1 milyar rupiah.

Sebagai pembangun jaringan. Anda akan mendapat bonus 10% dari omset yang anda hasilkan. Jumlahnya lumayan, 100 juta sebulan penghasilan pasif. Selama orang orang di grup Anda belanja, selama itu pula Anda menerima bonus.

Pertanyaannya, apakah Anda mau belanja 500 ribu sebulan sejak awal dan mencari 11 teman ?


Itulah sebabnya para pengusaha bisnis Networking yang berhasil sering mendapatkan penghasilan yang fantastis banyaknya sehingga terasa tidak masuk akal bagi Anda dan saya (dulu) yang orang biasa. Akibatnya kita menjadi negatif, karena terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
PEMANFAATAN EFEK PENGGANDAAN (2)

Contoh klasik memanfaatkan efek penggandaan adalah investasi sapi. Seekor sapi jika dirawat dg bagus dan harga sapi stabil, nilainya akan naik dua kali lipat. Jika digaduhkan dengan sistem paro bathi, maka aset kita akan naik 1,5 x lipat setiap tahunnya.

Misal kita menabung 1 juta sebulan untuk dibelikan sapi dan digaduhkan. Maka pengembangan sapi kita akan seperti tabel diatas. Selama 10 tahun, kita hanya membeli 9 ekor sapi tetapi jumlah sapi kita lebih dari 100 ekor. Sapi itu dirawat oleh 50 keluarga yg sdh ahli merawat sapi. Ibarat punya 50 perusahaan mikro yg dipegang direktur ahli. Setelah menitipkan sapi tidak perlu dilihat lagi sampai orangnya ingin sapinya dijual. Jika kita merasa belum waktunya dijual, tinggal ditanyakan ke perawat dia membutuhkan uang berapa ?. Misal membutuhkan 1,5 juta. Ya kita beri mereka 1,5 juta, maka sapi yang tadinya seharga 12 juta, sekarang jadi 15 juta. Ibaratnya sapi itu kita beli dengan harga 15 juta, keuntungan yang 3 juta dibagi dua masing masing 1,5 juta. 15 juta itulah harga dasar yang kita pakai untuk perhitungan bagi hasil jika nanti benar benar dijual.

Jika mulai tahun ke 11 kita berniat mengambil hasilnya, itu adalah 50 ekor sapi setahun. Jika harga sapi setara sekarang, berarti 600 juta setahun atau 50 juta sebulan tanpa bekerja lagi.


Tetapi pada umumnya, tiga tahun pertama mengalami guncangan bahkan bisa sampai sapinya habis krn berbagai hal. Itulah seninya sebuah investasi, awalnya bawah sadar kita akan berusaha menggagalkan kita karena ingin kita "tidak aneh aneh". Jika Anda berhasil melampaui 3 tahun pertama itu, investasi Anda selanjutnya akan lancar.


MENGETAHUI CARA MENGGUNAKAN UANG

Di pendidikan formal, kita hanya dilatih untuk mendapatkan uang. Semakin banyak uang yang nantinya bisa diperoleh, semakin tinggi biaya sekolahnya. Saat ini mungkin kedokteran yang paling menarik untuk bisa secara cepat mendapatkan uang. Seorang dokter punya mobil dan rumah yang bagus itu sudah dianggap wajar. Justru kalau tidak punya apa apa itu akan dipertanyakan : "Jangan jangan tidak laku ?".

Tetapi dari pelajaran tentang cashflow tadi, seberapa banyak kita mendapatkan uang ternyata tidak terlalu penting. Jauh lebih penting dari mana dan kemana aliran uang itu. Yang sama pentingnya adalah bagaimana cara kita mempergunakan uang itu.

Pada akhirnya, Yap Kwan Cong alias Darmawan teman SMA saya yang tidak lulus,  jauh lebih kaya dibanding saya. Itu karena dia tahu cara mencari dan  menggunakan uang,  sedang saya hanya tahu cara mencari uang. Pada awalnya, uang yang saya dapatkan pasti lebih besar dari yang dia dapat. 


Tetapi.. siapa ketawa paling akhir, dialah yang menang.


3 TIPE ORANG DALAM MENGGUNAKAN UANG

1. TIPE PEMINJAM : Orang dengan tipe ini adalah sumber penghasilan para bankir. Untuk mereka ada karpet merah di bank atau perusahaan leasing. Apapun barang yang diinginkan dibeli secara kredit. Lunas dengan yang satu dia akan mengambil kredit yang lain. Hidup semewah dia bisa, ibarat menyetir mobil selalu menekan gas sampai di garis merah. Mobil apapun yang dia naiki selalu dipacu sampai batas maksimal. Robert T Kiyosaki menyebut kehidupannya sebagai almost bankcrupt atau hampir hangkrut. Jika pencari nafkahnya berhenti bekerja, maka keluarganya langsung bangkrut karena harus menjual barang barang yang ada. Pencari nafkah berhenti bekerja itu bisa kapan saja. Bisa masih lama sesuai rencana pensiun, bisa di PHK dalam waktu dekat, bisa juga meninggal hari ini.
Apakah Anda mengenal satu saja dari mereka ?

2. Tipe Penabung : Orang dengan tipe ini tidak suka ambil kredit, selalu beli cash. Tetapi karena tujuan menabung untuk membeli barang, sebenarnya ya hampir sama saja. Jika pencari nafkah berhenti bekerja karena suatu hal, tidak lama kemudian sudah harus menjual barang atau bangkrut. Memang sedikit lebih lama dibanding tipe yang pertama.
Apakah Anda mengenal satu orang saja dari mereka ?

3. Tipe Investor : Inilah yang besok akan hidup enak karena sudah terbiasa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk diinvestasikan. Ada beberapa jenis investor. Ada investor kecil dan ada investor besar. Pola pikirnya sama, hanya ilmunya saja yang berbeda.

Robert T Kiyosaki mengajarkan kita untuk memiliki 3 celengan. Kita perlu menyisihkan 30% dari penghasilan kita, dimasukkan ke 3 celengan.

10% untuk tabungan. Hanya boleh digunakan untuk kondisi sangat darurat.

10% utk investasi, jika jumlahnya sudah cukup diinvestasikan. Namanya investasi ada kemungkinan gagal.


10% digunakan utk sedekah.


PENGHASILAN AKTIF DAN PASIF

Selama ini kita lahir, besar, belajar, dan bekerja di lingkungan yg hanya tahu 1 jenis penghasilan saja, yaitu penghasilan aktif. Penghasilan yg diperoleh dari apa yg kita kerjakan sekarang. Kita belajar bahwa yang benar itu adalah BEKERJA MENCARI UANG. Itulah yg dilakukan oleh 95% orang di dunia. Dalam melakukan pekerjaan apapun, mereka inginnya langsung menerima uangnya. Mereka menjual waktunya untuk sejumlah uang. Sayangnya mereka terbukti hanya menikmati 5% dari kekayaan di dunia krn tenaga dan waktunya terbatas. Karena ilmu yang kurang, tanpa disadari banyak dari mereka yang bekerja untuk membuat orang lain bertambah kaya sedang mereka sendiri sebenarnya bertambah miskin. Lihat kembali bab cashflow.

Sebaliknya, 5% populasi yang bisa menikmati 95% kekayaan dunia itu justru mencari penghasilan jenis lain. Yaitu penghasilan pasif yg berasal dari aset yang sebelumnya mereka bangun. Mereka BEKERJA MEMBANGUN ASET (lihat peraturan nomor 1 tentang Aset dan Beban). Ini jenis penghasilan yang sesuai dengan HUKUM ALAM PERTUMBUHAN.


Apapun yang kita tanam, akan terus tumbuh semakin besar. Karena itu mereka bisa mendapatkan penghasilan yang besar dengan kerja yg relatif ringan. Hukum Alam Pertumbuhan dan Hukum Memberi dan Menerima akan menjaminnya. Mereka bekerja . . . Bekerja  dan bekerja . . . Memberi . . . memberi dan memberi. Menanam . .  Menanam dan menanam. Akhirnya akan tiba waktunya untuk memanen . . . memanen . . . memanen . . . menerima  . . .  menerima dan menerima selamanya. Menanam waktu akan menerima waktu berlipat lipat.


PENGHASILAN AKTIF

Penghasilan aktif adalah penghasilan dari pekerjaan seperti gaji, honorarium, dan keuntungan bisnis yg kita kelola sendiri. Penghasilan jenis ini sering disebut sebagai UANG YANG SALAH. Karena uang jenis ini tidak menyebabkan kita kaya. Uang jenis ini juga menyebabkan kita semakin stress. Sudah sangat terbukti bahwa semakin besar penghasilan aktif seseorang, semakin besar masalah keuangan mereka dan semakin stres mereka. Uang tidak menyebabkan seseorang menjadi kaya. Yang membuat kita kaya adalah jika memiliki SUMBER UANG yaitu ASET.

Prinsip penghasilan aktif itu kita bekerja untuk menghasilkan uang. Karena kita langsung mendapatkan hasilnya, maka alam belum sempat menumbuhkannya. Akibatnya kita hanya mendapat sebanyak nilai tenaga kita saja. Apalagi tenaga kita terbatas krn ada batas usia atau sakit, atau PHK atau perusahaan bangkrut sehingga tidak bisa menerima selamanya. Sebesar apapun penghasilannya, jika tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan uang lagi. 

Ciri lain dari penghasilan aktif adalah mudahnya digunakan untuk bersenang senang. Karena kita merasa mendapatkannya dengan bekerja keras membanting tulang. Kita cenderung merasa berhak menggunakan secepatnya. Akibatnya kita terjebak dalam hedonic treadmill. terus menerus menumpuk beban sehingga bebannya semakin berat dan kita sebagai aset akhirnya tidak memiliki kekuatan lagi.

Berbeda dengan penghasilan pasif, mula mula nggak dapat uang. 

Tetapi lama lama uangnya akan melimpah.


PENGHASILAN PASIF

Penghasilan pasif diperoleh dari apa yg sudah kita kerjakan di masa lalu, yaitu MEMBANGUN ASET. Disebut juga _Residual income. 
Ini adalah jenis penghasilan yang bisa membuat kita kaya. Uang yang berasal dari penghasilan jenis ini disebut juga sebagai uang yang benar. 

Berbeda dengan penghasilan aktif, semakin besar penghasilan pasif Anda, semakin relaks dan tenang kehidupan Anda. 

Hambatan utk mendapatkan penghasilan pasif ini adalah diri Anda sendiri. Yaitu kepercayaan salah tentang penghasilan jenis ini. Di lingkungan orang miskin, ide penghasilan pasif tidak populer karena mereka nyaris tidak pernah mendapatkan. Dianggapnya penghasilan jenis ini adalah penghasilan yang tidak jelas berasal dari mana, seolah olah tanpa bekerja atau melakukan sesuatu kita bisa mendapatkan, sehingga kita menganggapnya sebagai penghasilan tidak sah atau haram. Seringkali juga kita bertanya kepada orang yang salah tentang boleh tidaknya penghasilan jenis ini ? Yaitu kepada orang yang mungkin juga belum tahu tentang penghasilan pasif. Sehingga pendapatnya juga didasarkan prasangka sejak kecil seperti yang lain.

Hukum alam MEMBERI DAN MENERIMA tidak mungkin membiarkan seseorang tanpa melakukan apa apa kemudian mendapat penghasilan besar. Jika seseorang mendapat penghasilan besar saat ini tanpa nampak bekerja, berarti dahulu dia sudah bekerja lebih keras dari kita dan tidak mendapatkan hasil yang sepadan dengan pekerjaannya. Hasilnya baru diterima sekarang. Jika saat bekerja Anda langsung menerima penghasilan, itu adalah penghasilan aktif dan bukan pasif. Jika kemudian dijanjikan besok akan mendapat penghasilan pasif besar, Anda layak curiga itu suatu kebohongan.

Untuk bisa mendapatkan penghasilan pasif, kata kuncinya ada 2 yaitu JARINGAN dan SISTEM.

Semakin besar jaringan bisnis atau investasi Anda, semakin besar penghasilan Anda. Semakin bagus sistemnya, semakin aman penghasilan Anda. Disini Anda sudah sepenuhnya menggantikan diri Anda sebagai aset keluarga, dengan aset lain yang jaih lebih aman. Anda sendiri bisa melakukan hal hal lain, khususnya bisa lebih dekat dengan keluarga.


HIDUP ADALAH PENIRUAN.

Saat ini kita menulis dari kiri ke kanan dengan huruf latin yg bisa kita baca, karena kita di Indonesia dan sejak kecil belajar menulis dengan cara itu. Jika kita di Arab, maka menulisnya pasti dari kanan ke kiri dg tulisan berkelak kelok yang tidak semua orang bisa membacanya. Kalau di Jepang pasti   dari atas ke bawah dengan tulisan yang sebagian besar orang juga tidak bisa membacanya. 
Begitu juga dalam kebiasaan lain, kita ini cuma meniru. Kalau nonton film kita makan berondong jagung karena meniru kebiasaan di film film Amerika. Kalau kita di India pasti membawa sejenis pastel. Di Korea cemilan nonton bioskop atau tv biasanya ceker ayam. Ya benar. . . . masakan dengan ceker ayam.

Bagaimana dalam mendapatkan nafkah ?

Dalam mendapatkan nafkah, sayangnya kita meniru cara yg sudah terbukti tidak bisa membuat seseorang menjadi kaya. Yaitu BEKERJA MENCARI UANG. Penghasilannya disebut sebagai penghasilan aktif dan sering dikatakan sebagai uang yang salah. Itulah yang kita tiru selama belasan mungkin puluhan tahun. Kemudian kita heran kok semakin lama bukannya semakin santai tetapi justru bekerja semakin keras dg gaya hidup yang tetap begitu begitu saja. Kenaikan penghasilan kita seringkali kalah dengan laju inflasi.

Sementara ada sebagian kecil masyarakat melakukan hal yg berbeda dalam mendapatkan nafkah yaitu BEKERJA MEMBANGUN ASET. Jika kita menginginkan menjadi orang kaya sejati, punya uang dan waktu yg cukup untuk melakukan apapun yg kita inginkan dan kapanpun kita mau. 

Mau tidak mau kita ya harus meniru sebagian kecil masyarakat yg menguasai sebagian besar kekayaan dunia itu. Yaitu BEKERJA MEMBANGUN ASET dan mendapatkan penghasilan pasif atau uang yang benar. Kalau kita ingin bisa jauh lebih santai dan bisa memikirkan hal hal lain selain mencari nafkah.


Sayangnya, dalam hal keuangan, sama dengan sex, agama, dan politik. Kita semata mata berpikir hanya dengan pikiran bawah sadar. Logika hanya membuat kita bertanya tanya sebentar. Setelah itu kita akan dikuasai pikiran bawah sadar. Melakukan hal hal yang sudah biasa kita lakukan. Membutuhkan keputusan yang kuat dan lingkungan yang benar serta bantuan orang yang kita pandang memiliki otorita ke kita untuk mengubah program yang 95% menyebabkan kita bertambah miskin ini. Itulah perlunya mentor yang kita patuhi.


GRAFIK PENGHASILAN AKTIF DAN PASIF

Penghasilan aktif mengikuti pola linier atau garis lurus. Rumusnya berdasarkan penambahan. Jika gaji saya 5 jita sebulan, maka bulan depan dapat 5  juta dan setahun 60 juta. Sejak mulai bekerja kita sudah mendapatkan penghasilan. Akan naik terus sampai usia tertentu, kemudian mulai stagnan. Jika pada usia 40 tahin Anda belum mencapai puncak karier di bidang Anda. Berarti Anda tidak akan sampai puncak. Kemudian PASTI TURUN karena tua, sakit, PHK, bangkrut atau apapun. Setelah pensiun, biasanya penghasilan kita tinggal 20% dari sebelumnya. 

Kita bekerja untuk mendapatkan uang. Jika kita tidak bekerja, maka kita juga tidak akan mendapatkan uang lagi.

Grafik penghasilan pasif bersifat eksponensial atau garis melengkung keatas. Rumus yg dipakai adalah perkalian atau kelipatan. Mula mula Anda tidak mendapatlan uang, malah mengeluarkan uang, karena sedang membangun aset. Jack Ma selama 3 tahun pertama  mendirikan grup penjualan di Tiongkok yaitu Alibaba, tidak menerima pemasukan karena pelayanannya gratis. Setelah aset Anda terbentuk barulah mulai menerima uang. Uang itu digunakan untuk menambah aset sehingga penghasilannya berlipat ganda. 

Jika suatu saat kita tidak bisa lagi bekerja, maka aset yg sudah terbentuk akan tetap menghasilkan uang untuk kita dan keluarga.

Jika kita diajak melakukan "bisnis kuadran kanan /jaringan" tetapi kita langsung mendapatkan uang banyak di bulan bulan awal. Hati hati ada jebakan batman disana karena itu tidak cocok dengan pola atau profil membangun aset. Tetapi lebih cocok pola bekerja mencari uang. Mungkin kita memang sedang membangun aset atau jaringan, tetapi itu aset atau jaringan miliki pihak lain, bukan sepenuhnya milik kita. Sayangnya orang biasa (miskin/gagal) lebih suka yang begini ini. Karena itu orang yg bisa kaya tetaplah hanya sedikit. 

Kemungkinan kedua, kita sedang  berada di dalam money game. Bisa money game sepenuhnya, dimana seluruh uang yang kita setor digunakan utk membayar mereka yg masuk duluan. Dan bagian kita, menunggu orang yang menyetor kemudian. Atau setengah money game, seperempat money game tergantung berapa persen uang masuk kita dibagi bagi ke anggota lama. Sedang bagian yg lain digunakan untuk membeli saham, menabung, investasi, membayar premi asuransi atau membeli produk. Tergantung pada bungkusnya. Tetapi pembuat sistem dan penyelenggara tahu, yang paling menarik orang kuadran kiri (lihat cashflow quadrant) adalah bagian money game nya yang cepat menghasilkan uang.


Ingat di dunia keuangan tidak ada keajaiban. Jika ada, itu sebenarnya hanya tipu tipu.


CASFLOW QUADRANT

Dalam bukunya yg sangat terkenal yaitu Cashflow Quadrant, Robert T Kiyosaki mengatakan  bahwa ada 4 cara kita mendapatkan nafkah. Ke empat cara itu disebut sebagai Cashflow Quadrant. Ke 4 kuadran ini sangat berbeda karakter nya. Sehingga jika seseorang di kuadran yang satu mencoba melakukan sesuatu yang menjadi keahlian kuadran yg lain, biasanya gagal.

Ke 4 Kuadran itu adalah :

Kuadran E (Employee atau pegawai). Ini adalah kuadran dimana kita bekerja kepada pihak lain. Entah perorangan atau perusahaan. Kita hidup dari gaji rutin. Karakter orang yang di kuadran ini adalah TAKUT. Mereka takut dipecat sehingga main aman, takut mengambil resiko, takut melakukan kesalahan dsb. Banyak mantan direksi perusahaan besar yang setelah pensiun mencoba berbisnis sendiri dengan bekerjasama dengan orang lain. Sebagian besar gagal dan menghabiskan uang pesangonnya, karena bekerja sama dengan orang lain bukanlah karakter mereka, itu karakter kuadran B dan I. 
Kuadran E adalah tempat orang mencari keamanan pekerjaan. Padahal justru disini yang paling tidak aman. Jika ada perubahan ekonomi, korban pertama selalu orang di kuadran E. 
Dalam situasi yang sulit, hal pertama yang dilakukan perusahaan adalah penghematan. Artinya melakukan pengurangan pegawai.
Kuadran E isinya kerja keras, tidak punya kebebasan waktu dan tidak aman.

Kuadran S (Self Employed seperti dokter, pengacara, pemilik restoran, pemilik toko. Yaitu profesional dan pengusaha kecil). Mereka adalah orang yang bekerja kepada dirinya sendiri. Karakter mereka adalah tidak percaya orang lain mengerjakan sebaik mereka. Akibatnya sama, jika bekerjasama dengan orang lain seringkali mendapat mitra dengan kemampuan rendah sesuai dg karakter nya yg ingin menjadi nomor satu di bidangnya. Bisnis kerjasamanya gagal krn pihak sana kemampuannya rendah. Akhirnya ke dua belah pihak merasa saling ditipu. 
Di kuadran S variasi penghasilannya lebar, mulai profesional dan pelaku bisnis berpenghasilan sangat besar sampai sangat kecil. Tetapi biasanya memiliki hutang banyak dan selalu kekurangan uang. Karena uang mudah dicari, maka mudah pula dikeluarkan. 

Kuadran B yaitu Business owner atau pemilik bisnis. Disini kita memiliki sistem dan orang orang bekerja ke kita. Bedanya dengan kuadran S, bisnis kuadran B bisa ditinggal karena sudah autopilot. Karakter orangnya sangat percaya bahwa orang lain itu banyak yg lebih baik dari mereka, jadi percayakan saja pada ahlinya. Mereka juga sabar menunggu hasil, berbeda dengan kuadran E dan S yang kurang sabar menunggu hasil.
Sifat kerja disini ringan, punya banyak waktu luang dan hasilnya stabil.

Kuadran I atau Investor. Disini uang yang bekerja untuk kita. Umumnya memiliki banyak uang dan tidak memiliki hutang. Khususnya hutang buruk yaitu hutang konsumtif.

Kuadran E dan S disebut KUADRAN KIRI. 95% orang berada disini, tetapi uang yang diperebutkan hanya 5% dari uang yg ada di dunia. Karena itu mereka harus bekerja keras terus dan sifatnya bergantian. Ada pensiun, ada PHK. Apapunbyang dibangun oleh orang kuadran E dan S hanya akan berhenti pada dirinya. Apakah itu karir, relasi, jaringan atau apapun. Berhenti hanya di kita.


Kuadran B dan I disebut  KUADRAN KANAN. Jumlah orangnya hanya 5% tetapi menguasai 95% uang di dunia. Disini tidak ada pensiun. Apa yang sudah mereka bangun, bisa diwariskan atau diteruskan oleh keturunannya. Sehingga menjadi semakin besar dan besar.


MENGETAHUI DEFINISI KAYA DAN MISKIN

Terkadang terasa menggelikan. Atau lebih tepat lagi mengenaskan ? Ada sebuah ironi yang terjadi disini.

Nyaris seumur hidup kita bekerja keras setengah mati supaya bisa kaya atau makmur. Tetapi karena tidak cerdas finansial dan tidak tahu hukum-hukum keuangan, kita malah menjauh dari kaya. Semakin lama justru semakin mendekat kearah miskin tanpa disengaja atau disadari. Akibatnya banyak yang semakin frustrasi. Semakin besar penghasilan kita, mengapa semakin banyak hutang kita ? Dan merasa semakin merasa perlu mendapat penghasilan lebih besar lagi ? Kok seperti kurang terus ya ? Lapar uang terus ya ?

Banyak guru yang justru semakin stress ketika mendapat tunjangan pendidikan yang besarnya 1x gaji. Teman teman saya yang waktu itu rata rata sdh kepala sekolah, membenarkan bahwa mereka semakin sering menandatangi rekomendasi permintaan kredit dari para guru. Ini ironi kan ? 
Digaji semakin besar, justru hutangnya yang semakin besar.


Akibat rendahnya kecerdasan finansial, kita menumpuk beban yang kita pikir aset seperti rumah, tanah dan mobil. Akibatnya kita sebenarnya bertambah miskin meskipun kita sendiri merasa bertambah kaya. Itu nampak dari kerja kita yang semakin tua semakin keras dan tanggung jawabnya semakin besar. Itu sebenarnya hanya menunjukkan bahwa kita membutuhkan uang semakin banyak untuk bisa bertahan hidup. Mereka yang berusaha mencari uang besar adalah mereka yang kekurangan uang alias miskin. Itulah aturan dasarnya yang perlu dipahami.


KAYA DAN MAKMUR

Orang kaya itu bukan orang yang penghasilannya besar, rumahnya besar dan mobilnya banyak. Itu namanya orang yang hidupnya mewah. Sebagian besar yg hidupnya mewah seperti itu adalah orang yang secara keuangan sebenarnya miskin. Karena mereka membiayai kehidupan mewahnya dengan bekerja keras. Seperti yg saya lakukan dulu.

Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa orang disebut kaya kalau mulai besok dia berani berhenti bekerja, karena sudah memiliki penghasilan pasif yang lebih besar dari biaya hidupnya.

Sebenarnya yang paling mudah ya mengukur INDEKS KEMAKMURAN masing masing. Yaitu penghasilan pasif di bagi biaya hidup. Jika IK nya lebih dari 1 berarti kita makmur. Jika IK nya jauh lebih besar dari 1 berarti kita kaya.

Coba Anda ukur Indeks Kemakmuran 15 tahun yg lalu, 10 tahun lalu dan sekarang. Jika naik terus berarti bagus, pola pengaturan keuangan bisa diteruskan. Jika turun terus berarti tidak bagus. Anda harus segera merubah arah. Bisa dengan merubah cara mencari uang atau dengan merubah cara menggunakan uang. Kalau itu Anda biarkan, maka bukan tidak mungkin Anda akan masuk golongan 80% profesional berpenghasilan besar yang jatuh miskin di usia tuanya. Itu kalau sekarang Anda berpenghasilan besar seperti saya sebagai dokter kandungan dulu.

Saya pernah menghitung IK saya, dan ternyata turun terus karena yang saya tingkatkan adalah biaya hidup. Itu ditandai dengan semakin senior, kerja saya semakin keras. Jika dulu praktek 5 hari seminggu sore saja. Saat senior saya praktek 6x seminggu pagi dan sore. Di satu sisi saya merasa bangga karena semakin diperlukan dan semakin sibuk. Tetapi pengetahuan saya yang baru yaitu kecerdasan finansial mengatakan bahwa saya sebenarnya semakin miskin.


Alhamdulillah, pada awal 2003 saya diajari materialisasi, dan dua tahun setelah itu saya bisa bebas finansial dan bebas waktu. Mekanisme Sukses Otomatis (yang waktu itu belum saya ketahui) telah menuntun saya melalui CARA OTOMATIS KAYA SEJATI.


M I S K I N

Sebenarnya definisi miskin itu secara filosofi tidak ada karena kita menggunakan kata ampuh yaitu CUKUP. Padahal yang sering terjadi, cukup itu artinya kekurangan uang yang dicukup cukupkan. 

Dalam dunia keuangan sebenarnya hanya ada 2 kondisi yaitu KEKURANGAN UANG dan KELEBIHAN UANG. Anda disebut kekurangan uang bila Anda masih HARUS BEKERJA untuk mendapatkan uang. Sebaliknya Anda disebut kelebihan uang jika uang sudah datang sendiri dari ASET yg dulu Anda bangun. Anda boleh saja tetap bekerja seperti Bill Gate dan para milyarder lain. Tetapi bekerjanya membangun aset.

Tetapi dengan definisi kaya yang sudah baku yaitu penghasilan pasif lebih besar dari biaya hidup, maka definisi miskin ya kebalikannya. 
Jose Mujica, presiden Uruguay yang sangat sederhana mengatakan bahwa Orang miskin adalah mereka yang bekerja keras hanya untuk membayar gaya hidupnya yang mahal, dan selalu ingin lebih dan lebih.


Saat itu saya juga termasuk orang miskin yang terus menerus berusaha mencari uang besar. Hanya untuk memenuhi gaya hidup saya yang semakin lama semakin mewah. Kemudian berhasil merubah arah dan akhirnya sampai saat ini saya masih terus bekerja membangun aset.


HATI - HATI

Kita sudah sering salah sangka pada kondisi seseorang, bahkan kita sendiri. Jika dia punya rumah besar dan mobil mewah kita menyebutnya kaya. Jika dia hidup sederhana kita sebut miskin. Padahal belum tentu. Bisa saja dia hidup sederhana karena sedang  menunda kenyamanan, sebuah kondisi yang menjadi prasyarat untuk bisa kaya. Kita memiliki uang tetapi tidak digunakan untuk hidup, melainkan digunakan untuk investasi.

Terkadang kita melihat seseorang yang tadinya hidup sederhana cenderung miskin, kemudian "mendadak" nampak kaya. Orang lain curiga dia pelihara tuyul atau makhluk gaib lain. Kalau saya melihatnya mungkin dia cerdas finansial. Melakukan proses menunda kenyamanan sampai investasinya berhasil. Setelah berhasil, barulah dia menggunakannya untuk membeli benda benda yang disukainya.

Seseorang yang membeli benda benda yang bagus kemudian membayarnya dengan bekerja keras mencari uang, maka dia pasti orang miskin. Hidupnya sering stres meskipun jarang diakui.


Jadi, kalau Anda hidup mewah dengan penghasilan aktif, Anda adalah orang miskin. Semakin mewah kehidupan Anda, sebenarnya semakin miskin Anda. Meskipun karena ketidak tahuan Anda, seringkali Anda menolak kebenaran bidang keuangan ini. Tertutup oleh pandangan tetangga, saudara, teman dan siapapun di sekeliling Anda yang mengatakan ANDA KAYA. Seperti yg saya alami dulu.


PENERAPAN KECERDASAN FINANSIAL

Kecerdasan finansial itu hanyalah pengetahuan. Tanpa diterapkan, pengetahuan tidak memiliki banyak arti. Apalagi di bidang keuangan, salah satu bidang dimana kita sepenuhnya dikuasai oleh bawah sadar. Perlu upaya yg sangat keras dan lingkungan yang mendukung untuk mengaplikasikan sebuah perubahan. Sangat jarang orang mau berubah, apalagi yg sekarang kehidupannya sudah dianggap nyaman, meskipun sebenarnya hanya nyaman dan aman untuk dirinya, tidak untuk keluarganya. 

Ada 3 langkah dalam menerapkan kecerdasan finansial :

1. Hilangkan kredit konsumtif. Jika sekarang memiliki barang dg kredit dan dibayar dengan hasil kerja Anda, maka keuangan Anda sulit meningkat. Anda harus berani menjual rumah kreditan atau mobil kreditan Anda dan menggantinya dg yg lebih kecil tetapi cash dan tidak memberatkan cashflow Anda.

2. Pertahankan tingkat kehidupan Anda. Ini adalah kondisi yang perlu dilakukan jika ingin memiliki kehidupan yang nyaman di kemudian  hari.  Yaitu menunda kenyamanan, dimana meskipun Anda memiliki uangnya tetapi tidak digunakan untuk membeli  barang konsumtif.

3. Dapatkan penghasilan pasif. Hanya ada 4 cara untuk mendapatkan penghasilan pasif, yaitu membangun bisnis besar, membeli bisnis Waralaba, membangun bisnis Networking dan berinvestasi.

Ketiga langkah diatas sangat emosional dan sukar dilakukan sendiri karena ke tiganya berlawanan dengan pendidikan yg kita terima sejak kecil.


Saya sudah tahu kecerdasan finansial ini dari buku Robert T Kiyosaki pada tahun 2000, tetapi baru bisa melakukan awal tahun 2004 ketika ada mentor. Dengan dibimbing mentor, saya bisa selamat melampaui semua itu, saya bisa bebas dari kewajiban bekerja mencari nafkah.


PENGHASILAN PASIF BISA DIWARISKAN

Di kuadran kiri, kuadran pegawai, profesional dan pengusaha kecil, apa yang kita hasilkan hanya berhenti di kita. Ketika kita berhenti (pensiun, meninggal, PHK), maka apapun yang sudah kita bangun selama ini (karir, relasi, suplier, bisnis) akan berhenti juga. Anak anak kita harus memulai sendiri dari awal dan tidak bisa meneruskan pencapaian kita. Akibatnya, perjuangan berhenti hanya sampai umur kita dan sulit untuk mencapai puncak kehidupan, karena guliran kelipatannya tidak ada.

Di kuadran kanan (kuadran Business Owner dan Investor), apapun pencapaian kita akan bisa diteruskan oleh anak anak kita. Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa mereka yang sudah ada di kuadran kanan enggan kembali ke kuadran kiri. Ternyata itu benar, selama 25 tahun saya berada di kuadran kiri sebagai dokter. Sekarang saya di kuadran kanan dan tidak mau ke kiri. Bahkan saya tidak ingin anak anak saya berada di kuadran kiri. Saya punya ilmu di kuadran kanan. Dimana kita bisa bekerja jauh lebih santai dengan hasil yang jauh lebih besar. Bahkan dibanding dokter kandungan sekalipun. 

Tetapi ada 1 hal yang paling saya senangi di kuadran kanan. Selain lebih santai, apapun yang saya kerjakan, hasilnya bisa diteruskan sampai ke anak dan cucu. Mereka bisa menikmatinya saja atau mengembangkannya sehingga menjadi lebih besar. 

Saat ini sudah banyak cucu yg menikmati hasil kerja kakeknya, baik di Konglomerasi, Waralaba, maupun bisnis Networking. Itu adalah 3 bisnis penghasil passive income. Hanya lewat salah satu dari 3 macam bisnis itulah Anda bisa memiliki penghasilan pasif, disamping Investasi.

__________________________
Selasa, 2 Oktober 2018
dengan isi materi : KECERDASAN FINANSIAL
Oleh dr. Sigit Setyawadi, Sp.Og
Sumber : WA Building The Dream - Kelas Dasar 109 (7 Hari) 
Powered by Blogger.