STRATEGI
YANG BAIK MAMPU MENCIPTAKAN PASAR BISNIS
Fadel selalu berfikir, kalau orang lain bisa kenapa kita
tidak. Ia memang punya watak selalu ingin maju. Sebagai contoh,
ketika Bukaka membuat mesin asphalt sprayer (aspal semprot).
Percobaan-percobaan di bengkel Bukaka itu selalu gagal. Hasil yang keluar dari
mesin adalah bubur, bukan aspal. Fadel penasaran. Mesin yang dikerjakan
berhari-hari itu dibongkar. Lalu ketahuan bahwa komponen magnet dan motornya
nggak jalan. Begitu komponennya diganti, bagus hasilnya. Bagi Fadel dkk, selama
masih bisa dicoba nggak ada kata menyerah.
Fadel
berprinsip “Man jadda wa jadda” siapa
yang berusaha akan berhasil juga akhirnya. Tetapi semua itu ada batasnya. Kalau
semua cara sudah dicoba, masih mentok juga, apa boleh buat, tidak perlu kecewa,
Tawakal kepada Allah SWT, ujar Fadel yang menunaikan hajinya tahun 1989.
Keberhasilan
seseorang menurut Fadel, disamping kerja keras dan terus menerus, sangat
tergantung pada, pertama, kemampuan diri sendiri. Kedua, kesempatan untuk mengembangkan diri. Ketika,
strategi untuk mencapai keberhasilan.
Menurut Fadel, setiap orang memiliki potensi untuk
menjadi pengusaha. Yang penting, asal mau berusaha mengasah potensi itu. Tetapi
tidak setiap orang berpotensi, mendapatkan kesempatan mengembangkan potensinya.
Untuk mendapatkan kesempatan ini, jelas dibutuhkan strategi yang tepat.
Strategi inilah yang akan menentukan, apakah seseorang akan menjadi ‘risk
taker’ (pengambil risiko), atau ‘risk orderer’ (pengatur risiko).
Perbedaan yang tajam antara kedua tipe pengusaha ini
adalah: Seorang risk – taker cenderung untuk berspekulasi. Tanpa
memperhitungkan secara cermat, ia mencoba setiap kemungkingan. Seorang
risk-orderer akan memperhitungkan risiko terkecil sekalipun, terhadap
rencana-rencananya. Sesuai dengan prinsip dasar ekonomi.
Menurut Fadel kesuksesan seseorang tergantung pada
kemauannya yang kuat, rasa percaya diri yang tinggi, dan kemampuannya
menghitung risiko. Kemauan akan mendorong kegigihan untuk berusaha. Hal ini
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh empat hal yaitu, Pertama, Orang tua, terutama ibu sebagai
pendidik masa awal. Kedua, pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan
agama. Ketiga, lingkungan, dan keberuntungan atas kemampuan membaca kesempatan,
Keempat
Rasa percaya diri menurut Fadel, dipengaruhi oleh
diberikannya kesempatan untuk maju, sehingga menyadari potensi diri yang
sebenarnya. Sedangkan kemampuan menghitung risiko dipengaruhi oleh:
- Tingkat kesabaran usaha yang tinggi
- Perenungan yang mendalam, sehingga ide
itu dapat mengkristal dalam pikiran. Jangan cepat bosanlah.
Syarat-syarat di atas merupakan persiapan mental seorang pengusaha pemula
untuk mencapai kematangan. Untuk itu harus ada tiga fase yang dilalui
yaitu:
- Fase New
Venture (awal) – tingkatan penemuan ide dan pelaksanaan ide itu sendiri.
- Fase Puberty – Masa pencarian identitas
usaha yang mampan
- Fase Mature (propesional) – Sudah matang dan mampu
mendatangkan keuntungan.
Tingkatan-tingkatan tersebut harus dilalui secara
berurutan. Tidak boleh melompat-lompat. Falsafah utamanya adalah: “Jangan dulu
memperbesar usaha, sebelum dasar usaha – yang menjadi tulang punggung
perusahaan – diperkuat. Maka jangan
heran kalau pabrik Bukaka sampai sekarang tidak nampak mentereng. Sebab yang
dipentingkan adalah kekuatan pabrik itu sendiri, baik peralatannya yang lengkap
maupun sumber daya manusianya,” tutur Fadel.
Kini, Fadel telah
mencapai sukses. Ia mampu menafkahi ibu dan saudara-saudaranya, setelah ayahnya
meninggal tahun 1988. ia pun sudah memiliki keluarga yang sejahtera. Apalagi
yang ia cita-citakan? “Saya ingin mempekerjakan lebih banyak orang. Ingin
membagi keberhasilan ini kepada orang lain. Disamping itu, saya ingin agar
“Today is better than yesterday” hari ini lebih baik dari hari kemarin,”
ujarnya.
Fadel memang punya nilai di mata bangsa kita.
Dengan modal rasa percaya diri yang kuat plus semangat yanga keras, Fadel
menjadi salah seorang Putra Indonesia
yang mampu menjadi kebanggaan bangsanya.
(Sumber; Let's Go)